DeltaTV : Tradisi Obrog di Kuningan, Meriah Dan Tampil Beda Di Desa Sukaharja Kec Cibingbin


Kuningan - Menjelang Hari Raya Idul Fitri, masyarakat Desa Sukaharja, Kecamatan Cibingbin, Kuningan, masih melestarikan tradisi obrog. Tradisi ini menjadi bagian dari budaya lokal yang tidak hanya bertujuan membangunkan warga untuk sahur, tetapi juga menjadi hiburan bagi masyarakat setempat. Salah satu grup obrog yang aktif adalah Grup Obrog RW 02 Desa Sukaharja, yang setiap malam selama bulan Ramadan berkeliling kampung membangunkan warga untuk sahur.

Obrog merupakan tradisi yang sudah berlangsung sejak lama, di mana sekelompok pemuda berkeliling desa dengan membawa alat musik sederhana seperti bedug, kentongan, dan alat musik tradisional lainnya. Mereka memainkan irama khas yang meriah sambil menyanyikan lagu-lagu Islami atau lagu khas daerah. Tradisi ini tidak hanya berfungsi sebagai alarm sahur, tetapi juga menciptakan suasana Ramadan yang lebih semarak.

Menjelang Idul Fitri, tepatnya tiga hari sebelum hari raya, Grup Obrog RW 02 mulai menghibur warga dengan pertunjukan yang lebih meriah. Selain berkeliling membangunkan sahur, mereka juga tampil di tempat-tempat tertentu untuk menghibur masyarakat. Dalam kesempatan ini, warga yang menikmati hiburan tersebut biasanya memberikan saweran sebagai bentuk apresiasi terhadap para pemain obrog yang telah aktif selama sebulan penuh.

Menurut Aris Boby, salah satu warga Desa Sukaharja, kehadiran obrog memberikan manfaat besar bagi masyarakat. "Saya merasa sangat terhibur dan terbantu dengan adanya grup obrog ini. Mereka tidak hanya membangunkan sahur, tetapi juga menghadirkan hiburan yang khas dan penuh kebersamaan bagi masyarakat desa," ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa tradisi ini menjadi salah satu cara mempererat tali silaturahmi antarwarga. Dengan adanya obrog, masyarakat lebih sering berkumpul, berbincang, dan menikmati momen kebersamaan selama Ramadan. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai budaya gotong royong dan kebersamaan yang masih dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat.

Namun, seiring perkembangan zaman, tradisi obrog mulai menghadapi tantangan, terutama dari perubahan gaya hidup masyarakat dan berkembangnya teknologi. Meski demikian, banyak warga yang berharap tradisi ini tetap dilestarikan karena menjadi bagian dari identitas budaya lokal yang berharga.

Dengan antusiasme yang masih tinggi dari masyarakat, diharapkan tradisi obrog tetap bertahan dan terus menjadi bagian dari perayaan Ramadan di Kuningan. Selain sebagai hiburan, obrog juga menjadi simbol kebersamaan dan semangat gotong royong dalam menjaga budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. (Bubud Sihabudin)

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak